Famous

Backgrounds
Fashion Backgrounds
Glitter Text Generator

Kamis, 23 Juli 2009

7 METODE PENGENDALIAN MUTU

Selama bertahun-tahun, kualitas total praktisi bertahap menyadari bahwa sejumlah besar masalah kualitas yang terkait dapat diselesaikan dengan tujuh alat dasar kuantitatif, yang kemudian menjadi dikenal sebagai tradisional " seven tools of quality"
7 alat pengendalian mutu terbagi menjadi dua macam, yaitu 7 alat pengendalian yang lama dan yang baru.
7 alat pengendalian mutu yang lama (old seven tools of quality) atau lebih dikenal dengan Ishikawa’s basic seven tools of quality terdiri dari :
1. Flowcharts
2. Check Sheets
3. Histogram
4. Scatter Diagram atau Scatter Plot
5. Control Chart
6. Cause and Effect (Ishikawa) Diagrams
7. Pareto Charts

7 alat pengendalian mutu yang baru:
1. The Affinity Diagram
2. The Interrelationship Digraph
3. Tree Diagrams
4. Prioritization Grid
5. Matrix Diagram
6. Process Decision Program Chart
7. Activity Network Diagram

FUNGSI DARI 7 METODE PENGENDALIAN MUTU
• Dengan menggunakan gambar/ diagram statistik yang sederhana dan mudah dipahami bermanfaat untuk membantu membuat pengembalian keputusan yang objektif bagi aktifitas perbaikan mutu..
• Mentransformasikan data mentah dengan alat yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
• Memberikan metode analisa yang sistematis.
• Mmeberikan kemampuan dalam hal menyelesaikan masalah
• Membantu kegiatan perbaikan di lapangan dan membuat keputusan.

ALAT PENGENDALIAN MUTU YANG LAMA
1. Flowcharts
Flowcharts digunakan untuk menganalisis suatu proses. Melalui flowcharts, kita dapat mengidentifikasi apa masalah-masalah yang ada, kemudian masalah-masalah tersebut diidentifikasi penyelesaiannya. Berikut contoh gbr flowchart.

2. Check Sheets
Check Sheets digunakan untuk mengumpulkan data, bentuknya dapat berupa apa saja. Check Sheet menjabarkan satu persatu item yang akan dicek secara rutin ataupun random, lalu hasil pengecekan tersebut dicatat dalam bentuk data angka (numerik) atau berupa tanda.
Kegunaan utama dari Check List:
• Untuk manajemen sehari-hari (menghindari kelupaan, mentaati aturan-aturan operasional)
Contoh: equipment check list, check list pekerjaan, 6S check list, check list untuk diagnosa dokter, berbagai macam check list, tabel statistik, check list penilaian, dan lain-lain.
• Pemeriksaan khusus (pemeriksaan untuk permsalahan yang spesifik)
Contoh: accident check list, special case analysis, questioner, dan lain-lain.
• Membuat catatan (mengumpulkan data/angka yang dibutuhkan untuk pencatatan/pendataan)
Contoh: laporan harian produksi, quality check list, laporan barang jadi masuk gudang, laporan catatan pengambilan material, dan lain-lain.






3. Histogram
Analisa distribusi/ penyebaran data/angka dengan cara memilah-milah penyebaran data menjadi beberapa segmen yang berbeda, kemudian frekuensi kejadian pada setiap segmen tersebut digambarkan diagram batangnya.






4. Scatter Diagram atau Scatter Plot
Scatter Diagram digunakan untuk menguji hubungan antar variabel. Scatter Diagram juga merupakan diagram tebar, diamana pada diagram ini memposisikan pasangan data-data dari setiap variabel pada sumbu X-Y, teliti hubungan korelasi yang tampak dari penyebaran titik-titik yang tertera pada grafik.

Tahap-tahap penggunaan Scatter Diagram:
Tahap 1: Kumpulkan Data
Kumpulkan sedikitnya 30 data variabel, sebaiknya ada 50 grup data, paling baik jika bisa mendapatkan 100 grup data.
Tahap 2: Pastikan sumbu koordinat
Dengan sumbu horizontal mewakili penyebab, sumbu vertical mewakili hasil. Pastikan nilai tertinggi dan nilai terendah variabel dengan interval nilai pada sumbu koordinat X dan Y.
Tahap 3: Gambar Scatter Diagram
Pasangan data yang sudah terkumpul digambarkan posisinya dalam sumbu koordinat dan catat semua hal yang terkait.
Tahap 4: Analisa Scatter Diagram
Menentukan hubungan korelasi dengan koefisien korelasi dari Scatter diagram tersebut.

5. Control Charts
Suatu cara yang digunakan untuk menggambarkan grafik data yang diperoleh dari nilai/angka yang diambil secara random, kemudian berdasarkan prinsip-prinsip statistik dilakukan analisa terhadap data-data tersebut untuk mengetahui kemampuan proses produksi dan untuk mengetahui apakah muncul keadaan abnormal pada proses produksi atau tidak.



Penyebab masalah: Penyebab umum pada kualitas dan penyebab khusus
Penyebab umum: sejumlah penyebab alami pada proses menyebabkan perubahan kualitas kecil pada produk (perubahan yang kecil, sulit untuk diukur, juga sulit dihilangkan).
Penyebab khusus: disebabkan bukan dari penyebab alami pada proses yang mengakibatkan peruabahn kualitas (perubahan kualitas besar, mudah dikenali, harus segera dihilangkan).
Control Chart
adalah suatu alat yang digunakan untuk membedakan penyebab khusus dengan penyebab umum secara ilmiah, untuk dapat menemukan terjadinya masalah abnormal pada proses.
6. Causse and Effect (Ishikawa) Diagram
Diagram ini digunakan untuk mencari akar permasalahan, juga berguna untuk menentukan faktor-faktor yang berakibat pada suatu karakteristik kualitas.Dengan faktor utama: manusia, metode kerja, lingkungan, mesin/alat, serta material/bahan.
Diagram ini mencari semua penyebab yang menimbulkan terjadinya suatu masalah, kemudian ditampilkan secara sistematis (grafis), untuk menunjukkan hubungan antara faktor penyebab dan masalah, hingga dapat ditampilkan dalam bentuk visual:


Tahap-tahap penggunaan cause and effect diagram:
Tahap 1: Pastikan masalah dan scope-nya
Bentuk tim untuk mengadakan analisa cause and effect, yang anggotanya merupakan wakil dari masing-masing deparement terkait, dan sebaiknya terdiri dari 3-6 orang.
Tahap 2: Pastikan faktor penyebab utama
Kombinasikan dengan flowchart dan prinsip diagram untuk menetukan segala kemungkinan faktor penyebab utama. Mencakup 4-8 jenis faktor penyebab, dan dapat dimulai dengan metode 5M1E: Man, Machine, Material, Method, Measure, dan Environment.
Tahap 3: Pastikan faktor penyebab sekunder
Kumpulkan semua pendapat, hindari jangan ada yang terlewatkan, membahas hingga ke detail akar permasalahan. Jabarkan semua faktor yang akan mempengaruhi masalah (Brainstorming), analisa mendalam 5W1H (Why, where, who, when, what, how), pastikan faktor penyebab utama (gunakan leveling method, histogram, pareto chart).
Tahap 4: Gambarkan cause and effect diagram
Gambarkan cause diagram berdasarkan faktor penyebab yang sudah bisa dipastikan. Berikut keterangan mengenai diagram tersebut:
Topik dan faktor penyebab utama di kotak, tanda panah untuk menunjukkan hubungan sebab akibat, faktor penyebab yang ringan dan sedang diposisikan sejajar, faktor penyebab yang terluar harus dilingkari, dan tambahkan catatan item-item yang penting.
7. Pareto Charts
Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, yang umumnya menjadi prioritas, dipossikan di atas dan diselesaikan terlebih dahulu, karena bila tidak akan timbul masalah-masalah lain.
Menggunakan diagram batang dan grafik akumulasi utnuk menunjukkan faktor penyebab dominasi suatu permasalahan.
Tahap-tahap penggunaan pareto chart:
Tahap 1: kumpulkan data, hitung persentase dari setiap faktor penyebab
Kumpulkan data yang terkait, kemudian hitung persentase pengaruh dari setiap faktor penyebab tersebut.
Tahap 2: urutkan dan hitung persentase kumulatif
Urut dan hitung kumulasi persentase masing-masing faktor berdasarkan besarnya anka/nilai persentasenya.
Tahap 3: gambar diagram batang dan grafik akumulasinya
Gambar diagram batang untuk setiap faktor penyebab dan tambahan garis grafik akumulasi untuk persentasenya.
Tahap 4: tangkap key pointnya
Cari beberapa faktor yang terbesar yang aakumulasinya mencapai 80% dari total faktor penyebab.

7 ALAT PENGENDALI MUTU YANG BARU
1. The Affinity Diagram
Karyawan diberikan kesempatan untuk menuangkan idenya. Setiap karyawan (1 orang karyawan 1 buah kertas, sehingga jumlah karyawan pun dapat dihitung dengan mudah) diberi kertas kecil-kecil (brain storming), kemudian diminta untuk menuliskan ide-idenya. Kemudian kertas yang berisikan ide-ide tersebut dikelompokkan menurut jenisnya. Biasanya hal ini diterapkan di Jepang.


2. The Interrelationship Diagraph
Menunjukkan hubungan antar masalah.



3. Tree Diagrams
Digunakan untuk mengidentifikasi bila kita ingin membuat produk baru atau mengidentifikasi suatu masalah.


4. Prioritization Grid
Digunakan untuk membuat keputusan berdasarkan multiple criteria, di mana terdapat criteria-kriteia dan bobot-bobot tertentu.



5. Matrix Diagram
Konsepnya sama dengan QFD (Quality Function Development).



6. Process Decision Program Chart
Digunakan untuk melihat kontingensi atau permasalahan yang ada.

7. Activity Network Diagram
Hampir sama dengan PERT (Program Evaluation and Review technique), dan menggunakan activity diagram.
Bookmark and Share