Famous

Backgrounds
Fashion Backgrounds
Glitter Text Generator

Senin, 25 April 2011

Bijak dalam keadaan marah

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak". "Tapi...", sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak.

Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

Perumpamaan Jepit dan Liontin

Di hari menjelang valentine day seorang suami berpikir bahwa ia ingin membahagikan istri yang dicintai. Dia ingat pada hari - hari jika ia melihat istrinya yang memiliki rambut panjang dan jika rambut istrinya digulung ke atas dan dijepit, istrinya nampaknya begitu cantik dan anggun. Maka dia berpikir untuk membelikan istrinya JEPIT EMAS untuk istrinya. Tapi apa daya si suami tak memiliki uang cukup, dan ia berpikir untuk menjual KALUNG EMAS miliknya. Maka dijual lah KALUNG EMAS untuk membeli JEPIT EMAS.

Di pihak lain sang istri juga berpikir bahwa ia ingin membahagiakan suaminya, dan dia ingat bahwa suaminya memiliki KALUNG EMAS tanpa bandul LIONTIN. Si istri pun tak mempunyai uang yang cukup dan ia berpikir untuk memotong rambutnya dan menjualnya untuk membeli bandul LIONTIN untuk suami tercintanya.

Dan pada hari valentine bertemulah mereka dan betapa terkejutnya si suami dan si istri.****

Mungkin bagi kita yang melihat Jepit dan liontin seperti tak ada yang spesial tapi bayangkan ketika kita menjadi suami istri itu saat usia mereka umur 60 ke atas mereka akan menangis sambil mengingat membelai jepit dan liontin saat salah satu dari mereka mungkin sudah tiada.

"Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."

-- Eric Schmidt, CEO Google

ADIL jengkel betul dengan istrinya.

Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah.

Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot.

Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua.

Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah.

Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang.

Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan.

Begitu keduanya menghibur diri.

Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justeru berubah menyebalkan.

Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar.

Mungkin saja letih.

Dia ingin istirahat penuh.

Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya.

Anita kadang tertawa sendiri.

Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya.

Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge.

Adil geleng-geleng kepala.

Namun Anita cuek bebek.

Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya.

Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN.

Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati.

Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.

Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia.

Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga.

Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang

beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga.

Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap.

Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial.

Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu.

Tak aneh bila kemudian muncul istilah, 'mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.'

Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali.

Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman.

Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat

Tapi bukankah merujuk peribahasa, 'man behind the gun', bahwa baik-buruknya penggunaan

teknologi tergantung si pemakainya?

Betul.

Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah.

Sebaliknya pun demikian.

Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus.

Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari.

Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget.

Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa.

Hingga muncul istilah, 'it is heaven for business owners, but hell for employees'.

Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya.

Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien.

Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting.

Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang

cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.

Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya.

Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.

Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University

of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan.

Schmidt berujar, "Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."

Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet.

Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.

Itulah yang dirasakan Adil sekarang.

Ia merasa jauh sekali dari istrinya.

Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita.

Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja

pada saat mereka berada di rumah.

Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan.

Baginya komunikasi yang baik bukan lagi

semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju.

Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah,

dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.

Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak

dari kegaduhan dunia virtual dan kembali

pada 'habitatnya' sebagai makhluk sosial.

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009

Sumber: http://www.facebook.com/marriagerebuilders

Kata - kata -ajaib-untuk-mengubah-pasangan-hidup-anda

Setelah menghabiskan waktu berpacaran, bertunangan dan akhirnya menikah. Adakah hal baru yang kita ketahui dari pasangan kita? Ya, setelah hidup bersama biasanya kita mengenal pasangan kita lebih “asli” lagi. Dari kebiasaannya dan perilaku yang tidak kita ketahui pada saat berpacaran dan bertunangan. Proses ini wajar adanya, karena kita akan mengenali pasangan kita saat kita hidup bersama, dan melihat serta mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui saat belum hidup bersama.

Umumnya, strategi apa yang sering kita gunakan untuk mengajak kerjasama pasangan kita? Ada 4 cara klasik yang sering digunakan. 4 cara ini sering kita ulangi untuk membentuk atau membantu pasangan kita menjadi dirinya yang terbaik, tetapi cara ini adalah cikal bakal runtuhnya rumah tangga, lho? Ya cara ini, pada mulanya digunakan dengan motivasi untuk kebaikan, tetapi hasilnya bisa“blunder” bagi tiap pasangan.

Ke 4 cara itu adalah :

1. Menyalahkan dan Menuduh

Kenapa kamu selalu begitu? Ada apa denganmu sebenarnya? Bisakah kamu melakukan sesuatau dengan benar? Lagi-lagi kamu melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat! Masalahmu adalah kupingmu tidak berguna tau!

2. Memberi Label

Dasar pelupa, bawa karung saja kalo pergi-pergi! Dasar ceroboh, pelan dikit kenapa sih! Hei, tukang dandan, 5 menit ngga selesai aku tinggal!

3. Mengancam

Kamu sentuh HP ku lagi, kamu akan rasakan akibatnya! Habiskan atau kamu tidak sarapan lagi besok!

4. Menguliahi dan Memarahi

Kamu kira itu baik, jika aku sedang telepon sabar kan bisa. Aku kan ngga konsen, sudah gede masak kayak anak-anak gini saja mesti diajarin. Dulu pernah diajarin sopan santun kan? Kamu sudah ngerti kan, kalo kamu bangun kesiangan terus aku yang telat, makanya kalo malem itu tidur ngga usah nonton dvd sampe larut. Sapa yang rugi kalo gini terus?

Kita semua tahu ke 4 jurus diatas pasti berhasilnya jika digunakan dengan tepat terhadap pasangan kita, tapi sayangnya perilaku yang kita harapkan berubah tidak dapat bertahan lama. Tau kenapa? Karena semua dilakukan dengan terpaksa, dan bukan keinginan dari dalam pasangan kita (Inner Motivation), serta perilaku tersebut tidak terulang jika ada pasangan saja. Jika tidak ada pasangan kita maka perilaku lama tetap terjadi.

Apa yang terjadi jika ke 4 cara tersebut digunakan dengan dalih membantu pasangan menjadi pribadi yang baik? Hmm.. pribadi yang baik atau kita yang ngga bisa menerima pasangan kita apa adanya, sehingga dia kita paksa berubah sesuai keinginan kita?

Yah, suasana hati pasangan kita tentu penuh dengan emosi negatif. Sebab hal itu akan memunculkan perasaan–perasaan negatif, harga diri yang rendah, perasaan tidak mampu, tidak penting dan tidak berguna. Lalu, tanpa cinta dan penerimaan dari pasangan maka tidak lama lagi perilaku negatif atau situasi yang tidak kondusif akan terjadi.

Ada cara dengan pendekatan yang baru, bagaimana membuat pasangan Anda melakukan dengan senang hati apapun yang Anda inginkan dari perubahan dirinya, atau apapun demi pasangannya dengan senang hati.

Caranya adalah:

1. Membuat Pasangan Kita Merasa Penting

Semua orang dewasa ingin merasa penting dan ternyata jika memberi mereka kepercayaan dan tanggung jawab, untuk suatu tugas yang menantang pun mereka akan melakukan sesuatu dengan upaya terbaik. Penyebab pasangan kita rentan terhadap perubahan adalah adanya perasaan merasa mereka “kecil” dan tidak penting. Seakan akan mereka adalah pihak yang diinjak-injak, dijajah. Seolah-olah kalah dalam pertarungan.

Contoh: sayang, ini akan sangat membantu jika kamu membantu membersihkan kotoran ini, dan aku tau cuma kamu yang bisa kuandalkan.Honey, aku percaya kamu besok bisa tepat waktu diacara wisuda Doni ya, aku tahu kamu tidak ingin mengecewakan Doni bukan?

2. Bicarakan Perasaan Anda

Seringkali pasangan kita melakukan sesuatu yang salah karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan belum menyadari bahwa tindakan itu berdampak pada orang lain. Umumnya pasangan kita mencintai dan peduli dengan kita. Nah, ketika mereka menyadari betapa mereka telah menyakiti perasaan kita, mereka akan lebih bersedia bekerja sama.

Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu gimana sih, kok pulsa telepon tiap bulan naik terus. Boros banget sih! sebaiknya mengatakan :

aku yang merasa cemas dan takut, jika biaya bulanan kita selalu terpotong untuk membayar pulsa teleponmu.

3. Jelaskan Masalahnya

Dengan menjelaskan masalahnya pada pasangan kita, justru kita tidak sedang menyerang mereka. Justru kita member kesempatan kepada dirinya untuk berpikir tentang tindakan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, pasangan kita akan melakukan suatu kebiasaan baru untuk menyelesaikan masalah.

Contoh: daripada mengatakan, Kamu itu dengar kan, anjing peliharaanmu berisik. Mau menunggu sampai dia mati? Kamu sudah janji mau merawat peliharaanmu itu kan? sebaiknya mengatakan:

Say, kelihatannya puppy laper tuh.

4. Memberikan Pilihan

Pada umumnya manusia tidak senang dikendalikan (disuruh-suruh), karena ini mengganggu kebutuhan emosional mereka dalam hal kebebasan. Ketika pasangan kita tidak diberi kebebasan maka ada kecenderungan berontak atau tidak peduli. Dengan memberikan pilihan dan memberikan kekuasaan untuk memilih kepada pasangan kita maka mereka akan lebih kuat dalam melakukan sesuatu atau komitmen pasangan kita jauh lebih kuat untuk melakukan sesuatu yang baru. Trik ini untuk memberitahu mereka tentang konsekuensi pilihan pasangan kita dan itu terserah kepada pasangan kita (membuat mereka merasa penting) untuk membuat pilihan yang tepat.

Contoh: daripada mengatakan, Cepat selesaikan tugas-tugasmu, kita mau pergi kapan jika menunggumu kerja terus!!! sebaiknya mengatakan :

Kapan tugasmu selesai? Kasihan Doni yang sudah berharap agar dia bisa pergi bersama kita. Aku akan menjadwal ulang kepergian kita dengan saudaraku saja jika hal ini terulang lagi, Linda anak kakakku akan menjadi teman yang baik bagi Doni, jika kamu memilih lambat menyelesaikan pekerjaanmu.

Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat untuk membantu kita semua untuk mewujudkan pasangan yang ideal dan keluarga yang harmonis, serta mudah sekali mencintai pasangan kita jika kita tahu caranya. Bagikan cara ini pada rekan dan orang-orang terdekat anda, sehingga kita hidup dilingkungan yang lebih baik dan harmonis.

http://www.timothywibowo.com/blog/mantra-ajaib-untuk-mengubah-pasangan-hidup-anda/

Solusi buat yang pemarah dan tidak sabar !!

Blessing example from MT :

Pak Mario saya ini sulit bersabar.

Saya pemarah berat.

Kayaknya tidak mungkin bisa bersabar.

Bagaimana ini Pak?

Begini,

seandainya Anda sedang duduk di warung,

tiba-tiba ada orang menumpahkan kopi panas

ke pangkuan Anda, apakah Anda marah?

Ya.

Akan bersabar?

Tidak!

Kalau dia datang dengan 18 rekannya yang berambut cepak?

Ya, saya terpaksa bersabar.

Jadi, kesabaran itu bukan sifat, tapi keputusan.

Mario Teguh

Hatimu lebih bernilai dibandingkan Berlian

Seorang gadis yang sedang berjalan di padang gurun bertemu dengan seorang pemuda. Pemuda itu nampak lusuh berhari - hari ia tak makan dan minum akibat sekawanan perampok telah mengambil habis semua harta yang dimiliknya. Pemuda itu meminta nasi dan air minum kepada si gadis, gadis itu memberinya, dan ketika gadis itu hendak mengambil air dan makanan untuk pemuda tersebut. Pemuda tersebut melihat ada berlian dalam tas gadis tersebut. Maka mintalah sang pemuda itu, dia berpikir bahwa berlian dapat mengembalikan keadaannya yang tak terawat menjadi terawat kembali. Dan gadis itu memberikannya berlian itu kepada pemuda tersebut. Lalu bergegaslah pergi si pemuda ke pasar. Tapi sesaat dia berpikir dan kembali menemui gadis itu dan berkata :

Berlian ini memang berharga, tapi aku lebih menginginkan hati yang memberiku berlian ini, karena hatimu lebih bernilai dibandingkan berlian ini.

Kekayaan yg sesungguhnya bukan dari apa yang kamu miliki dan memberikan buat orang lain, tetapi kekayaan yg sesungguhnya adalah pada hatimu ketika kamu memberi.

Aku tidak mencintaimu karena apa yang kau beri, tetapi aku mencintaimu karena aku jatuh cinta pada hati yang memberiku.*WiseHeart*

Control u'r id, superego and ego with GOD

Beberapa waktu lalu ketika aku berada di kelas, aku kembali diingatkan tentang teori Freud bahwa manusia itu memiliki "id" (instinctive drive) yang dirumuskan sebagai gudang dari berbagai dorongan primitif dan impulsif seperti halnya kebutuhan fisiologis dari rasa haus, rasa lapar dan seks. Dimana hal ini biasanya diusahakan individu untuk dipenuhi segera terlepas dari apa cara - cara yang khusus yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Maka dari itu di sisi lain manusia harus mengendalikan dirinya dengan "Superego" dimana hal ini dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode etika yang berlaku dalam masyarakat. Jadi "Superego" berperan untuk mengendalikan menjaga individu agar memuaskan kebutuhan - kebutuhannya dengan cara yang dapat diterima masyarakat. Yang terakhir adalah "ego" dimana "ego" merupakan merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai pemantau dalam diri yang berusaha menyeimbangkan tuntutan "id" yang impulsif dan kendala sosiobudaya atas "superego".

Well, tak ada yg salah dgn teori ini, tapi pada kenyataannya bahwa cara - cara yang dapat diterima oleh masyarakat kita tidak semuanya baik dan benar. Untuk lebih meluruskan lagi bahwa hendaknya kita melatih "Superego" dan "Ego" kita tidak berpusat pada norma - norma yang dapat diterima oleh masyarakat kita, karena belum tentu baik dan benar. Maka hendaknya dalam memenuhi "id" kita lebih berarah pada kebenaran dalam ajaran Tuhan tidak kepada cara - cara yang diterima oleh masyarakat kita. Karena contoh saja korupsi di Indonesia itu dianggap lumrah (hal yang biasa dan diterima oleh beberapa golongan masyarakat).

Jbu have a blessing day by day..:)

Bookmark and Share